Senin, 27 September 2010

HIDUP MENANTI KEKALAHAN

HIDUP MENANTI KEKALAHAN
Oleh: Khalilur rachman
Mati adalah akhir dari dunia fana ini dan akan kembali menuju alam kekekalan. Tidak peduli punya pangkat tinggi, tidak peduli orang memiliki harta yang berlimpah, pada akhirnya akan hina yaitu mendiami 2-3 m2 di bawah tanah dengan baju kebesaran hanya dengan beberapa helai kain kafan. Walaupun kita lari sekencang apapun, toh di tempat itu kita ditunggu malaikat maut. Dimana saja kamu berada,kematian akan mendapati kamu, kendati pun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh.(QS. An-Nisa’).
Bukan masalah kapan kita akan mati, tetapi bagaimana kita mendesain akhir dari kehidupan kita. Khusnul Khotimah atau Su’ul Khotimah tidak ada pilihan ketiga. Kita yang akan mendesain dengan berusaha dari sekarang. Semakin hari kita semakin mendekati kematian. Hanya orang-orang cerdaslah yang mempersipkan bekal untuk kehidupan sesudah mati. Rasul bersabda:
Orang cerdas adalah orang yang mengoreksi dirinya dan beramal untuk bekal sesudah mati dan orang bodoh adalah orang yang mengikuti hawa nafsunya dan selalu berangan-angan kepada Allah.(HR. Bukhari)
Hidup sendiri di dalam kubur, tanpa teman, tanpa kekasih, tanpa keluarga ataupun media penghibur yang dapat menghalau kesunyian dalam kesendirian. Iihh.. atuutt… kata adik-adik kita yang baru duduk di bangku TK. Jangankan sendiri di tempat sempit plus gelap, nabi Adam hidup mewah di surga dengan fasilitas yang mendukung, beliau masih gelisah sebelum Allah menciptakan Sitti Hawa yang kemudian Allah ciptakan dari tulang rusuknya. Apalagi di dalam kubur ya…??
Jangan takut!, ngapain takut kalau pada akhirnya toh pasti nongkrong disana (kok nongkrong emang tempat hiburan…), tapi jangan sok berani Babi, berani tanpa perhitungan, yang penting sudah ada bekal, semakin jauh perjalanan yang akan kita tempuh, maka tentu bekal pun yang akan kita bawa harus lebih banyak dan sebaik-baik bekal adalah taqwa. Allah berfirman: Dan berbekallah, maka sebaik-baik bekal adalah taqwa.(QS. Al-Baqarah: 197)
Semakin tua, semakin bertambah usia, maka liang kubur semakin dekat jua. Kadang kita berfikir badan masih sehat, urat masih kuat, masih jauh sekarat. Belum tentu…!! Kita tidak tahu bisakah besok masih bisa melihat sinar matahari, masih bisakah besok menghirup udara pagi, masih bisakah besok kita bersenda gurau denagn anak istri, justru kadang buah yang masih muda yang jatuh terlebih dahulu.
Seandainya kita tahu kapan kita akan menemui ajal kita, apa yang akan kita lakukan?, meminta maaf kepada tetangga yang pernah kita sakiti, membayar hutang-hutang kita, beribadah seharian penuh, membagi harta warisan atau makan makanan yang enak. Kenyataannya kita tidak tahu kapan itu akan terjadi.Apa yang kita lakukan? Berdiam diri, atau menanti usia tua yang masih nisbi untuk bertobat, tidak ada lain kecuali persiapan diri dari sekarang. Tunggu apa lagi…!! Lakukan sekarang karena pekerjaan menunda-nunda akan semakin sulit untuk memulainya. Jangan berfikir “Ah terlalu mudah kalau hanya urusan itu nanti sajalah……tetapi anggaplah hidup kita hanya hari ini. AA.GYM berkata: untuk melakukan sesuatu mulai dari diri sendiri, mulai dari yang tekecil dan mulai dari skerang.
Rencanakan dari sekarang, karena gagal merencanakan sama halnya dengan merencanakan kegagalan . Tidak ada yang patut kita banggakan kecuali amal kita di dunia. Sedikitpun harta kita tidak ada yang ikut mati, begitu pun pangkat kita, karena pangkat terakhir kita adalah Almarhum. Sebagaimana Rosul bersabda: Ada tiga perkara yang mengikuti mayit sesudah wafatnya, yaitu keluarganya, haartanya dan amalnya. Yang dua kembali dan yang satu tinggal bersamanya. Yang kembali adalah keluarga dan hartanya, sedangkan yang tinggal bersamanya adalah amalnya. (HR. Muslim)

0 komentar:

Template by : kendhin x-template.blogspot.com